Breaking News

Pages

About

Blogger news

Sunday 20 September 2015

"Mom"


Should i envy?
Saya iri kepada anak-anak yang lain karena mereka dapat tertawa bersama dengan ibunya...sedangkan aku?? Yah sudahlah....
Saya iri kepada anak-anak yang dimarahi sama ibunya...sedangkan aku?? Yah sudahlah....
Saya iri kepada anak-anak yang sangat bahagia karena semua perlengkapan sekolahnya di siapkan sama ibunya.. sedangkan aku?? Yah sudahlah....
Saya iri kepada mereka yang dapat merengek setiap saat memanggil ibunya jika butuh sesuatu... sedangkan aku??
Saya iri kepada mereka yang mendapatkan support penuh dari ibunya untu mendapatkan setiap keinginannya...sedangkan aku??
Saya iri kepada mereka yang ketika ada masalah ada ibu yang senantiasa menghibur...sedangkan aku??
Saya iri kepada mereka yang ketika mereka punya mimpi ibunya adalah alasannya untuk mencapai mimpi itu...sedangkan aku??
Saya iri kepada mereka yang kalo lagi salah ada ibu yang menegurnya...sedangkan aku??
Saya iri kepada mereka kalo lagi bepergian ada ibunya yang senantiasa mendoakan keselamatannya..sedangkan aku??
Saya iri kepada mereka yang senantiasa dapat mencicipi masakan enak dari ibunya setiap saat dia mau...sedangkan aku??
Saya iri kepada mereka yang setiap saat ada ibunya yang mengingatkannya untuk makan..sedangkan aku??
Saya iri kepada mereka yang punya ibu yang selalu menangis untuknya karena sangat menyayanginya..sedangkan aku??
Ini hanya beberapa alasan mengapa aku harus iri... masih terlalu banyak alasan mengapa aku harus iri.
Membayangkan ada ibu di sampingku tidak cukup untuk jadi alasan tidak merindukannya.
Andai saja saat ini ibu ada di sampingku.. aku munkin tahu jalan mana yang harus kupilih... aku terlalu banyak mimpi yang ingin kugapai, tapi rasa-rasanya aku sendiri tenggelam dalam lautan mimpi ini.
Di tambah lagi aku menyadari bahwa aku adalah tipe orang introvert.... benar-benar butuh dukungan kuat untuk semua mimpi-mimpi ini...
Tuhan... kenalkan aku pada wajah ibuku ! Perlihatkan aku wajah ibu yang telah melahirkanku ke dunia ini! Bolehkah aku memandang wajah ibuku tuhan??
Aku mau ibu tuhan.....
Read more ...

Thursday 16 April 2015

Ucapan terimakasihku -- Muhammad Irwan, S. Pd.




Gowa, 15/04/2015
Yee.......
Akhirnya saya dapat gelar S. Pd.......................
Tak terasa mata ini menumpahkan airnya setelah ujian munaqasyah saya selesai. Ada banyak hal yang kepengen saya ceritakan. Tentang kisah seorang anak yang berjuang seorang diri menghadapi kerasnya kehidupan. Berawal dari perasaan tidak percaya bisa lanjut ke Perguruan Tinggi...tidak percaya bakal menyandang status mahasiswa...tidak pernah membayangkan akan bertemu dengan kawan seperjuangan di jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar yakni sahabat dolphiners... tidak percaya bahwa seorang yang tidak punya apa-apa sama sekali selain semangat untuk tetap melanjutkan pendidikan bisa sampai di posisi ini. Maha Suci engkau Ya Allah.... Engkau selalu punya rencana terbaik kepada setiap ciptaanMu.
Perjalanan saya selama empat tahun berjuang seorang diri di Makassar ini akhirnya berbuah hasil.
Selama bimbingan skripsi saya dipertemukan oleh Ibu Umi Kusyairy. Beliau tak hanya seperti pembimbing yang lainnya namun beliau justru menganggap saya sebagai anaknya. Beliau begitu memiliki ambisi melihat saya bisa cepat selesai dan kemudian melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Dorongan dan motivasi serta nasehat-nasehat beiau tak akan pernah saya lupakan. Terimaksih tak terhingga saya ucapkan kepada Ibu Umi Kusyairy. Semoga engkau tetap sehat selalu dan menjadi penghuni surga di akhirat kelak. Begitu pun dengan H. Muh. Rapi yang telah meluangkan banyak waktunya membimbing dan memotivasi saya selama ini. Terimakasih juga tak lupa saya ucapkan kepada bapak. Semoga apa yang bapak berikan kepada saya selama ini mendapatkan balasan pahala dari Allah swt.
Ucapan terimakasih tak terhingga juga saya ucapkan kepada Ibunda Jamilah. Sosok yang juga telah banyak memotivasi saya untuk tetap tegar menjalani kehidupan. Semoga Ibu dan keluarga tetap dalam lindungan Allah swt.
Sekarang perjuangan yang sebenarnya telah di mulai...

Tetap kuatkan hambamu ini ya Allah...
Read more ...

Friday 20 February 2015

Jadi "KORCAM" di Lokasi KKN UIN ALAUDDIN MAKASSAR Angkt. 50 periode 2015



Alhamdulillah... sekarang saya sudah semester 8 di jurusan pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar.... itulah kalimat yang sempat saya ucapkan dalam hati ketika saya baru-baru saja keluar dari bank BNI membayar SPP semester 8. Tak mudah sampai di posisi ini, butuh perjuangan yang luar biasa bagi seseorang seperti saya, entahlah dengan teman-teman saya yang lainnya. 
kalo udah semester 8 berarti kegiatan KKN akan segera saya hadapi...mmm harus persiapkan diri ini agan2.... ada satu kesan yang paling saya ingat  sampai saat ini saya berada di lokasi kkn dan menulis postingan saya ini, itu ketika teman-teman setiap harinya di kampus membicarakan masalah jadwal pemberangkatan KKN angkt, ke-50. informasi dari satu mulut ke mulut yang lain nampaknya membingunkan hingga membuat stress beberapa orang teman. mereka takut kalo2 pemberangkatan KKN di tunda hingga beberapa bulan ke depan. Namun, sebagai seorang Irwan...hhaa....situasi seperti ini sudah biasa saya hadapi...kan saya ketua tingkat di kelas (angkat dagu %&$&&**)  tentunya pengalamanlah kalo masalah info2 dari siapapun itu terkait masalah lingkungan kampus. Dengan gagah berani (apa???) saya menuju LP2M untuk mencari informasi yang jelas mengenai pemberangkata KKN di Kampus UIN Makassar tersebut. setiba di Kantor LP2M saya lansung menuju ruangan staf untuk bertanya mengenai jadwal KKN periode 2015. hasilnya pun cukup jelas. KKN reguler angkatan ke-50 inshaa Allah akan dilaksnakan pada bulan februari tahun 2015. Tanpa berpikir panjang lebar, saya pun akhirnya membuat postingan di grup BBM dolphin (nama kelas biologi 3,4 angkatan 2011). 

oke lanjut...

sebelum pemberangkatan KKN, kami pun di beri pembekalan KKN yang dilaksanakan di gedung Auiditorium kampus 2 UINAM. salah satu materi pembekalannya adalah Simulasi Seminar Kecamatan ketika berada di Lokasi KKN. saya yang duduk di Kursi paling depan akhirnya ditunjuk sebagai pemeran mahasiswa dengan status sebagai Koordinator Kecamatan... instruksi dari pemateri pun mengenai apa yang harus dilakukan sebagai KORCAM saya pelajari dalam waktu semenit saja, lalu tampil ke depan melakukan simulasi seminar kecamatan tersebut di depan teman2 dari fakultas Tarbiyah dan juga dari Fakultas FEBI. saya  pun menjalankan peran saya sebagaimana mestinya. dan akhirnya selesai..hha..
setelah kembali ke tempat duduk, beberapa teman mengatakan, nanti jadi betul korcam ini! wuuiihh.... tidak bisaka' weh !! $^%^&%&*((&^

ke esokan harinya tibalah saatnya penentuan lokasi KKN melalu website UIN dan gedung LP2M. saking penasarannya, penentuan lokasi KKN tersebut rencananya akan di tempel di gedung LP2M pada pukul 9 pagi hari, sepulang dari shalat subuh, saya pun lansung membuka laptop dengan koneksi internet, saya lalu membuka Website UIN dan akhirnya nama2 lokasi KKN tersebut telah di Posting di web tersebut. dengan sekali klik, saya pun mengunduh file tersebut dan segera membukanya. MUHAMMAD IRWAN di tempatkan di Kecamatan Bontonompo Selatan, Kab. Gowa.

tepat pukul 13.00 teman2 yang di tempatkan di lokasi tersebut berkumpul di Gedung LT fakultas Usluhuddin. kami pun bertemu dengan dosen pembimbing kami yakni Ibu Hj. Rahmi Damis. pembahasan yang paling penting dipertemuan ini adalah mengenai hari pemberangkatan dan penentuan Koordinator Kecamatan serta koordinator tiap desa. Dosen pembimbing melemparkan pertanyaan kepada kami, siapa yang mau jadi korcam ? semua diam (tanpa suara....wetss). kembali Ibu Rahmi bertanya...siapa yang mau jadi korcam? masih belum ada jawaban... semuanya diam. Ibu dosen pembimbing kembali bertanya untuk ketiga kalinya... siapa yang mau jadi korcam? masih belum ada yang menjawab. Teriakan kecil dari arah belakang mulai di hadapkan ke saya, kitami jadi korcam irwan.... kitami....
hha... jangan saya... janganmi... yang lainmo weh...,ucap saya.
kitami...!!
Dengan banyak pikir, saya pun memberanikan mengacungkan tangan saya, saya bu!, Ucap saya pelan.
Ibu dosen pun menyetujui dan segera dilanjutkan pemilihan Kordes. Dalam hati banyak bertanya2... sanggup tidak yah? huuuuuffftt.... menghela nafas panjangg...
Inshaa Allah bisa, lagi pula ini adalah pengalaman yang tidak akan saya temui di Waktu kuliah lagi... saya akan menikmatinya, sesusah apapun itu. 
oke..saatnya balik ke rumah..packing.. kita berangkat besok....

Sekarang sudah dilokasi KKN selama 12 hari. Tantangan pertama saya sebagi korcam adalah mempersiapkan seminar Kecamatan. Alhamdulillah lancar... seminar kecamatan di laksanakan dengan dihadiri oleh kepala2 UPTD se-kecamatan bontonompo Selatan dan juga camat beserta staf dan tokoh2 se-kecamatan bontonompo selatan.

Tantangan selanjutnya di depan mata.... doakan semoga sukses yah kawan2..hehhe..see you....

Read more ...

Sunday 18 January 2015

Chapter 2 : Saya Harus Lanjut Sekolah

Inshaa Allah Lanjut Skolah

            Setelah tamat SD mau kemana yah? Itulah pertanyaan yang selalu menggangu pikiran saya sewaktu saya menerima pengumuman kelulusan saya di Sekolah Dasar.  Melihat kondisi tante saya yang tidak memiliki kemampuan untuk membiayai sekolah saya, saya akhirnya pasrah dengan keadaan saat itu. Yah sudahlah, ini munkin sudah nasib saya. Namun, keinginan saya untuk terus belajar tidak pernah padam. Saya terus memimpikan ada jalan lain agar saya bisa melanjutkan pendidikan saya lagi. Saya tidak memiliki cita-cita menjadi pengangguran yang hanya bisa memberi beban terhadap orang lain. Berkat bekal pendidikan agama yang saya dapatkan sewaktu saya belajar mengaji di mesjid, saya akhirnya mulai memahami kehidupan yang sebenarnya. Hidup ini memang keras dan butuh perjuangan agar bisa survive. Suatu hari tante saya mendapatkan informasi mengenai panti asuhan. Di panti asuhan, anak-anak kurang beruntung berkumpul dan disekolahkan sehingga tetap bisa melanjutkan sekolahnya. Akhirnya saya tidak berpikir panjang untuk bisa tinggal di panti asuhan. Saya tidak peduli orang mau berkata apa. Intinya saya mau sekolah. Saya tidak mau putus sekolah, tinggal di panti asuhan adalah jalan satu-satunya saat itu untuk tetap membuka jalan terhadap mimpi-mimpi saya agar saya bisa tetap melanjutkan pendidikan saya. Allah tidak pernah memberi beban kepada tiap hambanya selagi ia masih mampu memikulnya. Motivasi dalam diri saya secara perlahan-lahan menghancurkan semua rasa keraguan saya untuk tetap sekolah. Sedih rasanya harus meninggalkan tante saya. Beliaupun merasakan hal yang sama denganku. Setiap harinya ia menangis karena tidak mampu menahan rasa sedihnya harus berpisah dengan saya. Beliau sangat mencintai saya. Saya pun jauh menyayangi beliau. Beliau adalah orang tua saya. Beliau ibu dan sekaligus bapak saya. Tapi, jauh dalam lubuk hatinya. Ia menginginkan saya menjadi anak yang tetap dapat menikmati pendidikan. Suasana tinggal di panti asuhan tidak pernah terbayang dalam pikiran saya sama sekali. Di panti asuhan kita diajarkan banyak hal. Kita diajarkan bagaimana menjadi pribadi yang disiplin, mandiri dan jujur. Di panti asuhan ini saya bertemu dengan anak-anak kurang beruntung lainnya dari berbagai daerah. Di sini kita berkumpul bersama berbagi pengalaman. Bercerita satu sama lain mengenai keluarga kami masing-masing.
            Pendaftaran siswa baru di SMP/MTs telah dibuka. Semangat saya semakin membara. Semuanya masih seperti mimpi. Membayangkan melanjutkan sekolah benar-benar telah menjadi kenyataan. Segala bentuk persyaratan dalam tahap seleksi saya persiapkan dengan sebaik-baiknya. Setelah tahap seleksi selesai, akhirnya saya sah menjadi salah satu siswa di MTs Badan Amal Ujungloe. Selama sekolah di MTs ini, saya berusaha keras untuk tetap belajar meskipun saya memiliki kebiasaan buruk tidak mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah saya dari guru di kelas. Saya masih bisa berbangga hati. Di semester awal sekolah, saya mendapatkan peringkat 3 di kelas. Semester berikutnya peringkat saya meningkat, saya berhasil meraih peringkat 2. Menurut saya ini adalah peningkatan sebagai hasil kerja keras saya. Akhirnya, selama saya di MTs, saya tidak pernah keluar dari rangking tiga besar di kelas. Setelah saya menamatkan pendidikan saya di MTs, saya pun kembali melanjutkan sekolah saya di SMA Negeri 1 Ujungloe. Selama di SMA, saya masih masuk diperingkat 3 besar di  kelas. Di SMA juga saya belajar banyak hal mengenai organisasi ekstra kampus. Saya bergabung dalam organisasi ekstra PMR (Palang Merah Remaja). Saya pernah mewakili sekolah saya dalam Jumbara PMR Tingkat Nasional di Bone pada tahun 2010. Jumbara ini di hadiri lansung oleh ketua PMI Indonesia yakni bapak Jusuf Kalla. Suatu pengalaman yang luar biasa menurut saya. Sewaktu kelas tiga SMA, hal yang paling membuat cemas adalah ujian nasional. Mampukah saya lulus dalam ujian nasional tersebut atau harus mengulang tahun berikutnya lagi. Tapi nasib baik masih berpihak terhadap saya. Saya akhirnya lulus ujian nasional dengan nilai rata-rata 8,4. Saya cukup berbangga hati. Saatnya mengucapkan selamat tinggal masa-masa SMA. Setelah SMA mau kemana yah? Panti asuhan tidak mampu lagi membiayai kami untuk jenjang pendidikan perguruan tinggi. Kembali merasakan kegalauan lagi.

Nantikan cerita selanjutnya yah....
Read more ...

Friday 16 January 2015

STORY LIFE 1ST CHAPTER





Dunia SD ku

            Entah sampai kapan saya seperti ini? Dalam hati saya bertanya-tanya. Saat itu saya masih duduk di kelas dua SD. Saat itu saya merasa bahwa saya adalah manusia yang tidak beruntung. Saya lahir di Malaysia. Itu karena orang tuaku menikah di Malaysia. Saya memiliki adik laki-laki. Usianya beda setahun denganku. Ayah saya memutuskan kembali ke kampung halaman setelah berpisah dengan ibu saya. Hingga saat saya menulis cerita ini, saya pun tak pernah tahu seperti apa wajah ibu saya. Nama ibu saya pun tak pernah saya tahu. Saya merasa dunia ini benar-benar kejam. Melihat teman-teman di sekelilingku yang begitu asyik bermain bersama dengan orangtua mereka membuat saya semakin iri. Tuhan, apakah saya diciptakan hanya untuk merasakan penderitaan dan melihat orang-orang bahagia tanpa saya ikut bahagia?. Saat saya duduk di kelas dua SD ayah saya memutuskan kembali keperantauannya. Sejak kala itu saya tinggal bersama dengan tante saya, beliau adalah kakak tertua ayah saya. Beliau telah menganggap saya sebagai anaknya sendiri. Sehari-harinya, tante saya bekerja mengurusi kebun miliknya. Tante saya juga hidup tanpa suami. Suami beliau meninggal sekitar 10 tahun yang lalu. Tante saya membesarkan saya dengan kasih sayang dan segenap kemampuannya. Karena keterbatasan biaya, sehari-harinya saya ke sekolah menggunakan seragam pemberian dari tetangga. Tanpa sandal ataupun sepatu, saya melangkahkan kaki saya setiap paginya untuk menempuh perjalanan sekitar dua kilometer ke sekolah. Saya pun tak pernah memliki tas. Hingga dengan terpaksa saya menggunakan pembungkus sabun rinso saat itu sebagai pengganti tas dengan harapan buku-buku saya bisa tetap awet tidak terkena air hujan saat hujan turun. Dengan kreatifitas saya, saya membuat pembungkus sabun rinso tersebut menyerupai sebuah tas. Saya pun tak merasa malu memakainya. Saya tidak peduli orang mau berkata apa dengan kondisiku saat itu. Saya menggunakan tas dari pembungkus rinso tersebut hingga saya menamatkan sekolah saya di SD 349 Mampua. Saya hanya akan menggantinya jika kondisinya benar-benar rusak dan tidak layak pakai lagi. Lain lagi dengan uang jajan, saya tidak memiliki kebiasaan meminta uang kepada siapapun, termasuk kepada tante saya. Sehingga saat itu, saya menjual es lilin buatan tetangga saya. Dari hasil penjualan itu, saya diberi upah lima ratus rupiah perharinya. Terkadang saya hanya menghabiskan dua ratus rupiah saja di sekolah dan menyimpan sisanya untuk esok harinya. Setiap harinya saya berangkat ke sekolah bersama dengan adik saya. Ketika kami lelah di perjalanan, sewaktu-waktu kami main kejar-kejaran hingga kami tidak merasakan jauhnya perjalanan ke sekolah. Kadang pula kami bergantian saling menggendong ketika kami benar-benar lelah di perjalanan. Sejak kelas satu hingga kelas tiga, saya selalu mendapatkan peringkat dua di kelas. Sedangkan saat kelas empat hingga kelas enam peringkat saya menurun menjadi peringkat tiga. Tapi saya cukup merasa bangga, setidaknya saya tidak membuat malu diri saya sendiri dan tante saya. Ketika hari libur, saya bersama adik saya harus membantu tante saya merawat kebunnya. Tante saya memiliki kebun yang ia tanami jagung saat musimnya tiba. Pernah suatu ketika, kami sedang membersihkan rumput yang tumbuh di sekitar pohon jagung dalam kondisi hujan deras, tiba-tiba sebuah petir menyambar kelapa yang berada tak jauh dari posisi kami. Saat itu kami benar-benar ketakutan. Saya yang takut akan kilat dan petir benar-benar menangis sekeras-kerasnya. Rasanya saya lebih baik mati bunuh diri daripada harus melihat petir. Adik saya pun ikut ketakutan namun ia mencoba menenangkan saya. Tante saya pun berusaha menenangkan saya. Bukan hanya petir, karena hujan yang tak kunjung berhenti, akhirnya sungai pun meluap dan kami tidak tahu bagaimana harus menyebrangi sungai tersebut. Menyebrangi sungai tersebut adalah jalan satu-satunya ke arah rumah kami. Kami benar-benar terisolasi saat itu. Adik saya pun mulai menangis karena ia mulai merasa lapar, bekal yang kami bawa telah habis. Giliran saya menenangkan adik saya dan mencoba membujuknya dengan segala kemampuan saya. Sekitar pukul 5 di sore hari, luapan air sungai tak kunjung surut. Hingga kami memutuskan untuk menunggunya beberapa jam lagi hingga air sungai sedikit surut. Sekitar jam 7 malam, kami pun memberanikan diri untuk menyebarangi sungai tersebut. Kami tiba di rumah sekitar jam 8 malam. Benar- benar perjalanan yang sangat melelahkan hari itu. 

Read more ...
Designed By