Breaking News

Pages

About

Blogger news

Sunday 18 January 2015

Chapter 2 : Saya Harus Lanjut Sekolah

Inshaa Allah Lanjut Skolah

            Setelah tamat SD mau kemana yah? Itulah pertanyaan yang selalu menggangu pikiran saya sewaktu saya menerima pengumuman kelulusan saya di Sekolah Dasar.  Melihat kondisi tante saya yang tidak memiliki kemampuan untuk membiayai sekolah saya, saya akhirnya pasrah dengan keadaan saat itu. Yah sudahlah, ini munkin sudah nasib saya. Namun, keinginan saya untuk terus belajar tidak pernah padam. Saya terus memimpikan ada jalan lain agar saya bisa melanjutkan pendidikan saya lagi. Saya tidak memiliki cita-cita menjadi pengangguran yang hanya bisa memberi beban terhadap orang lain. Berkat bekal pendidikan agama yang saya dapatkan sewaktu saya belajar mengaji di mesjid, saya akhirnya mulai memahami kehidupan yang sebenarnya. Hidup ini memang keras dan butuh perjuangan agar bisa survive. Suatu hari tante saya mendapatkan informasi mengenai panti asuhan. Di panti asuhan, anak-anak kurang beruntung berkumpul dan disekolahkan sehingga tetap bisa melanjutkan sekolahnya. Akhirnya saya tidak berpikir panjang untuk bisa tinggal di panti asuhan. Saya tidak peduli orang mau berkata apa. Intinya saya mau sekolah. Saya tidak mau putus sekolah, tinggal di panti asuhan adalah jalan satu-satunya saat itu untuk tetap membuka jalan terhadap mimpi-mimpi saya agar saya bisa tetap melanjutkan pendidikan saya. Allah tidak pernah memberi beban kepada tiap hambanya selagi ia masih mampu memikulnya. Motivasi dalam diri saya secara perlahan-lahan menghancurkan semua rasa keraguan saya untuk tetap sekolah. Sedih rasanya harus meninggalkan tante saya. Beliaupun merasakan hal yang sama denganku. Setiap harinya ia menangis karena tidak mampu menahan rasa sedihnya harus berpisah dengan saya. Beliau sangat mencintai saya. Saya pun jauh menyayangi beliau. Beliau adalah orang tua saya. Beliau ibu dan sekaligus bapak saya. Tapi, jauh dalam lubuk hatinya. Ia menginginkan saya menjadi anak yang tetap dapat menikmati pendidikan. Suasana tinggal di panti asuhan tidak pernah terbayang dalam pikiran saya sama sekali. Di panti asuhan kita diajarkan banyak hal. Kita diajarkan bagaimana menjadi pribadi yang disiplin, mandiri dan jujur. Di panti asuhan ini saya bertemu dengan anak-anak kurang beruntung lainnya dari berbagai daerah. Di sini kita berkumpul bersama berbagi pengalaman. Bercerita satu sama lain mengenai keluarga kami masing-masing.
            Pendaftaran siswa baru di SMP/MTs telah dibuka. Semangat saya semakin membara. Semuanya masih seperti mimpi. Membayangkan melanjutkan sekolah benar-benar telah menjadi kenyataan. Segala bentuk persyaratan dalam tahap seleksi saya persiapkan dengan sebaik-baiknya. Setelah tahap seleksi selesai, akhirnya saya sah menjadi salah satu siswa di MTs Badan Amal Ujungloe. Selama sekolah di MTs ini, saya berusaha keras untuk tetap belajar meskipun saya memiliki kebiasaan buruk tidak mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah saya dari guru di kelas. Saya masih bisa berbangga hati. Di semester awal sekolah, saya mendapatkan peringkat 3 di kelas. Semester berikutnya peringkat saya meningkat, saya berhasil meraih peringkat 2. Menurut saya ini adalah peningkatan sebagai hasil kerja keras saya. Akhirnya, selama saya di MTs, saya tidak pernah keluar dari rangking tiga besar di kelas. Setelah saya menamatkan pendidikan saya di MTs, saya pun kembali melanjutkan sekolah saya di SMA Negeri 1 Ujungloe. Selama di SMA, saya masih masuk diperingkat 3 besar di  kelas. Di SMA juga saya belajar banyak hal mengenai organisasi ekstra kampus. Saya bergabung dalam organisasi ekstra PMR (Palang Merah Remaja). Saya pernah mewakili sekolah saya dalam Jumbara PMR Tingkat Nasional di Bone pada tahun 2010. Jumbara ini di hadiri lansung oleh ketua PMI Indonesia yakni bapak Jusuf Kalla. Suatu pengalaman yang luar biasa menurut saya. Sewaktu kelas tiga SMA, hal yang paling membuat cemas adalah ujian nasional. Mampukah saya lulus dalam ujian nasional tersebut atau harus mengulang tahun berikutnya lagi. Tapi nasib baik masih berpihak terhadap saya. Saya akhirnya lulus ujian nasional dengan nilai rata-rata 8,4. Saya cukup berbangga hati. Saatnya mengucapkan selamat tinggal masa-masa SMA. Setelah SMA mau kemana yah? Panti asuhan tidak mampu lagi membiayai kami untuk jenjang pendidikan perguruan tinggi. Kembali merasakan kegalauan lagi.

Nantikan cerita selanjutnya yah....

3 comments:

Designed By