Inshaa
Allah Lanjut Skolah
Setelah tamat SD mau kemana yah? Itulah
pertanyaan yang selalu menggangu pikiran saya sewaktu saya menerima pengumuman
kelulusan saya di Sekolah Dasar. Melihat
kondisi tante saya yang tidak memiliki kemampuan untuk membiayai sekolah saya,
saya akhirnya pasrah dengan keadaan saat itu. Yah sudahlah, ini munkin sudah
nasib saya. Namun, keinginan saya untuk terus belajar tidak pernah padam. Saya terus
memimpikan ada jalan lain agar saya bisa melanjutkan pendidikan saya lagi. Saya
tidak memiliki cita-cita menjadi pengangguran yang hanya bisa memberi beban terhadap
orang lain. Berkat bekal pendidikan agama yang saya dapatkan sewaktu saya belajar
mengaji di mesjid, saya akhirnya mulai memahami kehidupan yang sebenarnya. Hidup
ini memang keras dan butuh perjuangan agar bisa survive. Suatu hari tante saya
mendapatkan informasi mengenai panti asuhan. Di panti asuhan, anak-anak kurang
beruntung berkumpul dan disekolahkan sehingga tetap bisa melanjutkan
sekolahnya. Akhirnya saya tidak berpikir panjang untuk bisa tinggal di panti
asuhan. Saya tidak peduli orang mau berkata apa. Intinya saya mau sekolah. Saya
tidak mau putus sekolah, tinggal di panti asuhan adalah jalan satu-satunya saat
itu untuk tetap membuka jalan terhadap mimpi-mimpi saya agar saya bisa tetap
melanjutkan pendidikan saya. Allah tidak pernah memberi beban kepada tiap
hambanya selagi ia masih mampu memikulnya. Motivasi dalam diri saya secara
perlahan-lahan menghancurkan semua rasa keraguan saya untuk tetap sekolah. Sedih
rasanya harus meninggalkan tante saya. Beliaupun merasakan hal yang sama
denganku. Setiap harinya ia menangis karena tidak mampu menahan rasa sedihnya
harus berpisah dengan saya. Beliau sangat mencintai saya. Saya pun jauh
menyayangi beliau. Beliau adalah orang tua saya. Beliau ibu dan sekaligus bapak
saya. Tapi, jauh dalam lubuk hatinya. Ia menginginkan saya menjadi anak yang
tetap dapat menikmati pendidikan. Suasana tinggal di panti asuhan tidak pernah
terbayang dalam pikiran saya sama sekali. Di panti asuhan kita diajarkan banyak
hal. Kita diajarkan bagaimana menjadi pribadi yang disiplin, mandiri dan jujur.
Di panti asuhan ini saya bertemu dengan anak-anak kurang beruntung lainnya dari
berbagai daerah. Di sini kita berkumpul bersama berbagi pengalaman. Bercerita satu
sama lain mengenai keluarga kami masing-masing.
Pendaftaran siswa baru di SMP/MTs telah
dibuka. Semangat saya semakin membara. Semuanya masih seperti mimpi. Membayangkan
melanjutkan sekolah benar-benar telah menjadi kenyataan. Segala bentuk persyaratan
dalam tahap seleksi saya persiapkan dengan sebaik-baiknya. Setelah tahap
seleksi selesai, akhirnya saya sah menjadi salah satu siswa di MTs Badan Amal
Ujungloe. Selama sekolah di MTs ini, saya berusaha keras untuk tetap belajar
meskipun saya memiliki kebiasaan buruk tidak mengerjakan tugas dan pekerjaan
rumah saya dari guru di kelas. Saya masih bisa berbangga hati. Di semester awal
sekolah, saya mendapatkan peringkat 3 di kelas. Semester berikutnya peringkat
saya meningkat, saya berhasil meraih peringkat 2. Menurut saya ini adalah
peningkatan sebagai hasil kerja keras saya. Akhirnya, selama saya di MTs, saya
tidak pernah keluar dari rangking tiga besar di kelas. Setelah saya menamatkan
pendidikan saya di MTs, saya pun kembali melanjutkan sekolah saya di SMA Negeri
1 Ujungloe. Selama di SMA, saya masih masuk diperingkat 3 besar di kelas. Di SMA juga saya belajar banyak hal
mengenai organisasi ekstra kampus. Saya bergabung dalam organisasi ekstra PMR
(Palang Merah Remaja). Saya pernah mewakili sekolah saya dalam Jumbara PMR Tingkat
Nasional di Bone pada tahun 2010. Jumbara ini di hadiri lansung oleh ketua PMI
Indonesia yakni bapak Jusuf Kalla. Suatu pengalaman yang luar biasa menurut
saya. Sewaktu kelas tiga SMA, hal yang paling membuat cemas adalah ujian
nasional. Mampukah saya lulus dalam ujian nasional tersebut atau harus
mengulang tahun berikutnya lagi. Tapi nasib baik masih berpihak terhadap saya. Saya
akhirnya lulus ujian nasional dengan nilai rata-rata 8,4. Saya cukup berbangga
hati. Saatnya mengucapkan selamat tinggal masa-masa SMA. Setelah SMA mau kemana
yah? Panti asuhan tidak mampu lagi membiayai kami untuk jenjang pendidikan
perguruan tinggi. Kembali merasakan kegalauan lagi.
Nantikan
cerita selanjutnya yah....
Ditunggu cerita selanjutnya as soon as possible,,,
ReplyDeletehahaa.... knp ada di sini....
ReplyDeleteI am waiting
ReplyDelete