Kali ini saya akan
berbagi cerita kepada para pembaca semua. Sesuatu yang saya selalu pikirkan dan tidak
pernah lepas dari ingatan saya adalah apakah kita ini lahir, tumbuh, bergaul
dan akhirnya mati tanpa adanya momentum yang membuat kita benar-benar sadar
tujuan akhir kita ke mana? Saya mungkin tipe orang yang sangat hobi mengamati
kepada siapa dan apa saja yang saya temui. Selama ini saya sudah banyak bergaul
dengan berbagai macam tipe orang, mulai dari yang sangat pendiam sampai yang
sangat banyak berbicara dan tidak bisa diam. Ini adalah cara Tuhan membuat
hidup ini lebih berwarna. Karakter orang yang berbeda ini membuat saya lebih
banyak merenung lagi. Mungkin menurut
teman-teman semua ini adalah hal yang biasa. Itu jugalah yang kemudian
membedakan saya dan Anda kemudian berbeda. Memahami karakter orang itu penting,
terlebih kepada siapa Anda berinteraksi. Entah itu teman, sahabat, rekan kerja,
maupun orang-orang yang baru pertama kali Anda temui.
Akhir-akhir ini saya
sangat senang membaca buku dari Laney yang berjudul The Introvert Advantage. Sebuah
buku yang sangat menginspirasi bagi kaum dengan kepribadian Introvert. Beberapa
referensi mengatakan orang dengan tipe ini bukanlah teman yang baik untuk orang
dengan tipe kepribadian sebaliknya, yaitu ekstrovert. Saya sangat menikmati
membacanya karena menurut saya terdapat banyak hal dalam buku tersebut yang benar-benar
mirip dengan apa yang saya alami hingga saat ini. Hingga akhirnya saya
membacanya sampai habis. Satu hal besar yang saya pelajari dari buku tersebut
ialah manusia diciptakan dengan karakter kepribadian yang berbeda dengan
keahlian yang Tuhan titipkan juga berbeda-beda. Manusia hanya perlu belajar
dari apa yang sudah Tuhan tetapkan dalam diri kita.
Banyak berdiam diri
adalah sikap yang paling mudah di judge oleh orang sebagai karakter pendiam dan
dianggap sebagai orang yang tidak memiliki semangat hidup. Itu anggapan umum
dari kebanyakan orang di sekitar kita. Faktanya, banyak diam bukan berati kita
adalah pendiam. Satu hal yang harus teman-teman semua ingat, kadang kala kita
diam dengan hanya mengeluarkan kata-kata sedikit saja karena kita tau bahwa
mengatakan sesuatu yang tidak benar-benar kita pahami hanya akan membuang
banyak energi yang kemudian membuat tubuh kita semakin lemah. Kita tau bahwa
tidak semua orang bisa menjaga ucapannya. Hal itupun perlu kita pelajari. Ucapan
yang terlanjur keluar tidak akan pernah kita tarik kembali, sama halnya dengan
waktu yang telah berlalu yang tidak akan pernah bisa kembali.
Saya sendiri adalah
tipe orang yang lebih senang diam. Namun dalam pikiran saya tidak ada sedikit pun
ruang untuk berhenti memikirkan sesuatu. Kecuali saat saya benar-benar dalam
keadaan tidur. Saya menganggap diri saya sebagai orang yang tidak bisa fokus
akibat pikiran-pikiran saya. hampir segala apa yang saya liat dan alami di
hadapan saya tidak luput dari dialog-dialog berlanjut dalam pikiran saya.
kadang saya merasa mengapa orang lain di sekitar saya begitu mudah melupakan
sesuatu hal, tetapi saya justru tidak sama sekali. Seakan semua harus
terpikirkan. Itu di sisi lain. Kadang kala, saya begitu antusias mengeluarkan
apa yang ada dalam pikiran saya dengan semangat yang luar biasa. Saya di
situasi tersebut bukan lagi seorang pendiam. Saya tidak akan berhenti berbicara
sampai lawan bicara saya benar-benar bosan terhadap saya. hal ini pun saya
sedang pelajari. Tidak semua topik pembicaraan mengundang saya untuk begitu
antusias mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran saya. Ada topik-topik tertentu
yang akan membuat saya rela membahasnya sampai berjam-jam tanpa mengenal waktu.
Soal topik tersebut, saya hanya akan memberitahu Anda jika kita bertemu dan
memulai pembicaraan.
Apa yang saya alami
adalah kumpulan moment yang pada akhirnya selalu membuat saya merenung. Kita begitu
unik, begitu sempurna, begitu bearagam. Saya memegang prinsip, berbicara yang
membawa manfaat untuk kehidupan selanjutnya adalah prinsip yang wajib semua
orang punya. Selain itu mendengarkan orang lain saat berbicara juga adalah adat
terpuji. Namun, dengarlah apa yang menurut Anda baik yang bisa mengarahkan anda
kepada hal-hal yang baik. Jika menurut Anda hal-hal yang disampaikan orang
tersebut saat berbicara dengan Anda hanya lelucon belaka, maka cukup dengar dan
Anda silahkan memilih mana yang baik dan mana yang buruk dari tiap-tiap
ucapannya. Satu lagi, silahkan sampaikan apa yang benar-benar Anda ketahui
terhadap suatu hal yang didasarkan pada fakta, jika tidak tau, maka cukup diam.
Itu jauh lebih baik. Kita ciptakan moment yang bisa menuntun kita kepada tujuan
akhir kita. Saling menarik kepada kebaikan dan kita akan berkumpul di tempat
paling baik di sisi Tuhan kelak.
No comments:
Post a Comment